Salah Diagnosa Golongan Darah, Petugas UTD RS Kotamobagu Dianggap Tidak Profesional

Lintasindonesia.id, KOTAMOBAGU – Petugas Unit Transfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Kotamobagu mendapat tudingan dari keluarga pasien lantaran diduga salah mendiagnosa golongan darah setelah hasil uji sampel dilakukan petugas diberitahukan kepada keluarga pasien.

Insiden ini bermula pasien yang kepada awak media meminta namanya tidak dipubliskan kemungkinan menderita Autoimun Hemolitic Anemia (AIHA) menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. Dimana pasien lansia ini akan dilakukan transfusi darah.

Ginalum Parfum ( Lokal Brand indonesia )

Sebelum dilakukan, pasien terlebih dahulu didiagnosa oleh unit transfusi darah di rumah sakit tersebut sebagai proses awal sebelum menjalani transfusi darah.

Namun, hasil diagnosa UTD menunjukan pasien memiliki golongan darah AB. Dan petugas medis segera perintahkan keluarga pasien mencari pendonor sukarela yang sama dengan golongan darah pasien.

Ironisnya, setelah dipenuhi atas permintaan tersebut dengan menghadirkan pendonor, hasil diagnosa justru diragukan oleh petugas UTD sendiri, disaat yang sama petugas medis penanggungjawab seketika meminta keluarga pasien untuk melakukan tes golongan darah ulang.

Hal itu kemudian membuat Nurafni dan Eka anak dari pasien kebingungan sebab hasil diagnosa sudah di terbitkan yaitu darah AB.

Meski demikian keduanya tetap mengikuti permintaan dari petugas UTD untuk dilakukan diagnosa ulang. Namun sambil mempertanyakan kinerja petugas yang melakukan diagnosa tersebut.

Baca Juga:  Wali Kota Tatong Bara Sayangkan Kasus Dugaan Penganiayaan yang Menyudutkan Kapolres Kotamobagu

Akhirnya UTD mendiagnosa kembali darah pasien dan dalam pemeriksaan kedua ini ternyata golongan darah pasien adalah O, bukan AB.

“Pemeriksaan dilakukan kembali tadi malam, hasilnya keluar pagi tadi. Dibenak saya selalu muncul tanda tanya besar kenapa hasil pemeriksaan kedua golongan darah bisa berubah ? Macam apa kinerja petugas UTD ini ? Saya mempertanyakan profesionalitas petugas penanggungjawab itu, kalau darah yang tidak compatible masuk ke tubuh orang tua saya bagaimana jadinya nanti, malah orang sakit akan tambah sakit, bukan sembuh malah tambah parah,” beber salah satu anak dari pasien kepada media ini, Kamis 25 Januari 2024.

Menurutnya, kesalahan seperti itu bisa berdampak fatal jika golongan darah yang didonorkan kepada pasien tidak sesuai dengan jenis golongan darah pasien tersebut.

“Ini bisa fatal kalau tidak sesuai golongan darah pasien, reaksinya seperti mual munta, gatal-gatal, sakit kepala dan bisa saja cuci darah. Ini semua akan membutuhkan dana berlipat kalau pasien mengalami penyakit bertambah baru,” bebernya lagi dengan nada geram.

Ia menambahkan, harusnya pihak UTD menggunakan standar yang baku sesuai Standar Operasiona Prosedur atau SOP-nya rumah sakit dalam setiap memeriksa golongan darah.

Baca Juga:  Tatong Bara Pimpin Apel Terakhir sebelum Purna Tugas, Diiringi Tangis Haru ASN dan THL

Hal itu, mendapat tanggapan dari dr. Vera Jacob, Kepala UTD RSUD Kota Kotamobagu melalui sambungan WhatsApp pribadi anak dari pasien tersebut. Menurutnya, pasien awal masuk diperiksa dan hasilnya golongan AB+ namun karena stok darah di UTD kosong jadi keluarga pasien diminta carikan keluarga pendonor, saat pendonor tiba di rumah sakit pihaknya melakukan crossmatch atau perbandingan silang hasilnya tidak cocok.

“Jadi ada pemeriksaan lanjutan golongan darah dan pemeriksaan lanjutan golongan darah hasilnya anti A negatif, anti B negatif, anti D negatif, sel A 4+, sel B 3+, sel O 4+. Saat crossmatch dengan darah O hasilnya my 4+ mn 3+ ak 4+,” kata dr. Vera.

Dokter Vera mengatakan, jadi masih dipertimbangkan untuk diberikan produk darah, karena kemungkinan juga pasien AIHA (autoimun Hemolytic anemia) anemia hemolitik autoimun.

Sementara, Direktur RSUD Kotamobagu Fernando M. Mongkau, S.Kep, Ns, M.Kes saat dihubungi awak media ini lewat WhatsApp tidak memberikan tanggapan.

Penulis : Febri Limbanon

Tinggalkan Balasan