PDIP Kuasai Kepala Daerah di 13 Kabupaten/Kota di Sulut, Minus Boltim dan Talaud ! Berikut Tiga Indikator Dimiliki PDIP

Lintasindonesia.id, POLITIK – Sesuai dengan tahapan KPU, 14 Februari 2024, Indonesia akan memilih wakil rakyat di semua jenjang yakni DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Di Sulawesi Utara (Sulut) aroma persaingan para bakal calon legislatif (bacaleg) kian kental terasa.

Terkait Pemilu 2024, pengamat politik Sulawesi Utara (Sulut), Ferry Liando, mengatakan ada tiga indikatornya. Pertama, kata Ferry, saat berkompetisi, parpol tersebut dalam kondisi solid. Artinya, tidak sedang dilanda konflik.

Dikatakan, jika konflik, maka parpol itu sesungguhnya tidak sedang berkompetisi dengan parpol lain, tapi antara sesama anggota dalam satu parpol yang sama.

Kedua, lanjut Ferry, komposisi caleg dalam parpol diisi figur-figur besar dan populer serta memiliki finansial kuat.

Dan ketiga, calon-calon mendapat dukungan dari tokoh-tokoh berpengaruh, seperti tokoh agama atau tokoh politik yang sedang berkuasa.

“Saya kira untuk kondisi politik saat ini, target PDIP yang berusaha mendominasi perolehan kursi tahun 2024 sangat realistis. Reputasi pak Olly Dondokambey dan Steven Kandouw sebagai pemimpin Sulut yang merupakan kader PDIP tentu akan mempengaruhi elektabilitas parpol,” kata Ferry belum lama ini.

Baca Juga:  KPU Sijunjung dan KPU Manado Serius Bahas Rangkaian Pemilihan

Menurutnya, dari tiga indikator tersebut, baru PDIP yang memilikinya. Sehingga, jika PDIP tetap solid dan kompak hingga Pemilu 2024, maka untuk memenuhi target empat kursi sangatlah berpeluang.

“Belum lagi dari 15 kabupaten/kota di Sulut, 13 kepala daerah dikuasai PDIP. Praktis tinggal Talaud dan Boltim yang tidak,” jelasnya.

Ia menuturkan, pengalaman pada pemilu-pemilu terdahulu, semua caleg yang didukung bupati/wali kota begitu mulus terpilih.

Dari komposisi bacaleg yang didaftarkan PDIP di KPU, terdapat nama-nama besar sejumlah figur yang disegani. “Tentu peluang itu makin lebar,” bebernya.

Namun, kata Ferry lagi, amatan yang dia lihat tersebut, hanya berlaku pada kondisi politik saat ini. Sebab, jika iklim politik tahun 2024 berubah, maka argumentasi bisa menjadi lain.

Baca Juga:  MJP Sebut Walk Out Fraksi Partai Golkar Tak ada Pengaruh

Apalagi, politik di tingkat pusat sangat dinamis dan bisa mempengaruhi dinamika politik lokal.

“Intinya jika PDIP tetap solid dan tidak ada konflik, tentu peluangnya mencapai target sangat besar. Peluang PDIP juga tergantung pada komposisi figur-figur yang diusung parpol lain, yang saat ini belum semuanya diketahui,” terangnya.

Ia mengatakan, peluang PDIP bisa mencapai target atau tidak, akan terbaca jika parpol lain sudah pasti mengajukan nama-nama sebagai caleg.

Di sisi lain, PDIP juga bisa mengusung capres sendiri. Sehingga diuntungkan dari segi ‘coattail effect’.

Artinya, pemilih capres biasanya akan juga memilih parpol yang mengusungnya. “Dan biasanya, parpol pengusung capres-cawapres akan ketiban rejeki elektoral,” kata Ferry memungkasi. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *